Alat-Alat Ukur Listrik
Alat ukur
listrik adalah peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran
listrik, seperti hambatan listrik (R), kuat arus
listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P), dan lainnya.
1.
Galvanometer
A. Pengertian
Galvanometer
Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan
keberadaan, arah, dan kekuatan dari sebuah arus listrik
dalam sebuah konduktor. Galvanometer
digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif
kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda
potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang
tidak mendukung. Galvanometer bisa
digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar,
jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter
disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
B.
Sejarah
Galvanometer
Istilah galvanometer diambil dari seorang yang
bernama Luivi Galvani. Penggunaan galvanometer ditemukan oleh fisikawan
Denmark-Hans Christian Oersted pada 18 september 1820, ketika mencatat bahwa
jarum magnetik akan dibelokkan ketika mengalami kontak dengan arus listrik.
Ketika sebuah arus listrik yang lewat melalui konduktor, maka jarum magnetis
cenderung berbelok ke kanan di sudut menuju
konduktor, sehingga dengan arah yang paralel dengan baris induksi sekitar
konduktor dan utara tiang poin dalam arah yang ini baris induksi mengalir. Secara
umum, sejauh mana jarum bergerak adalah
bergantung pada kekuatan yang sekarang. Dalam galvanometers pertama, jarum
magnetis yang berputar bebas
adalah hung dalam lilitan dari kawat. Pengamatan oleh Oersted kemudian menjadi
prinsip dasar dari kerja sebuah galvanometer.
Kepekaan
galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi
kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan instrument
semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890,
yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada
saat ini. Pada tahun yang sama, fisikawan Jerman, Johann Schweigger bekerja
dengan prinsip ini, dan dengan kemunculan galvanometer pertama. Hak untuk
penemuan galvanometer bergerak kumparan pertama, yang banyak digunakan saat ini,
jatuh pada fisikawan Prancis– Jacques Arsene D’Arsonval. Beberapa tahun
kemudian, Edward Weston cukup membuat beberapa perubahan untuk desain ini, dan
melakukan improvisasi.
C. Jenis
Galvanometer
1. Galvanometer balistik (Balistic Galvanometer) Untuk mengukur fluks magnit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d’Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20-30 sekon dengan kepekaan tinggi. Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi. Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan.
Nilai
relatif impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan
adalah :
Q = K θ
Dimana:
Q = muatan
listrik ( coulomb )
K =
kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
θ =
defleksi sudut kumparan ( radian )
Harga
kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh
secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang
nyata. Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel
melalui ke galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ).
2. Galvanometer Suspensi (Suspension Galvanometer) Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi sebagian besar alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini. Konstruksi dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut sebuah kumparan dari kawat halus digantungkan di dalam sebuah medan magnet permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan putar akan berputar di dalam medan magnet.
D. Fungsi
Galvanometer
Galvanometer berfungsi untuk
menentukan keberadaan, arah, dan kekuatan dari sebuah arus listrik dalam sebuah
konduktor.
E. Modifikasi
Galvanometer
Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan
dengan pengukuran galvano yaitu suatu instrument yang dipergunakan untuk
memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan jelas kadang-kadang
dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak
dipakai di laboratorium dan terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai
Suryatmo, 1974 dalam (Sulistiyo,2014).
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan
oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir
Charles Wheatstone pada tahun 1843. Pada umumnya Jembatan Wheatstone
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran
dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh
empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian
ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau
tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan
mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut.
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum
digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω.
Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur
Lister, 1993 (dalam Sulistiyo,2014).
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
Modifikasi Lain dari galvanometer yaitu pada alat
pendeteksi kebohongan. Alat pendeteksi kebohongan adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kebohongan melalui tingkat emosi seseorang. Kebohongan
seseorang dapat terdeteksi melalui tingkat emosinya yang terlihat melalui
pengukuran pada laju pernafasan, tekanan darah, frekuensi denyut nadi dan
respon pada kulit. Di China, dahulu terdapat sebuah metode sederhana untuk
mengetahui apakah seseorang berbohong atau tidak. Seorang yang di tes
kebohongannya dipaksa untuk mengunyah tepung beras dan memuntahkannya. Bila
tepung beras keluar dalam keadaan kering, maka orang tersebut dianggap
berbohong. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa orang-orang yang berkata jujur dan
bohong memiliki respon fisiologis yang berbeda. Penurunan produksi air
liur diinterpretasikan sebagai hasil dari ketakutan karena berbohong. Salah
satu alat pendeteksi kebohongan yang menggunakan galvanometer adala galvanic
skin resistance.
Galvanic Skin Resistance,
alat ini digunakan untuk mengukur aktivitas elektro-dermal dan pada dasarnya
adalah pengukur dari keringat di ujung jari anda. Ujung jari adalah salah satu
daerah yang paling berpori pada tubuh dan indikasinya adalah jika kita
berkeringat maka kita sedang dalam tekanan dan alami muncul di saat berbohong.
Sebuah galvanometer akan dipasangkan pada dua ujung jari subjek pemeriksaan.
Sensor ini akan mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik. Ketika
kulit terhidrasi (seperti dalam keadaan berkeringat), kulit dapat menghantarkan
listrik jauh lebih mudah dibandingkan pada saat kulit kering dan semua data
data ini tercatat pula di grafik.
Alat pendeteksi kebohongan pada dasarnya terdiri
dari alat-alat medis yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dalam
tubuh. Seseorang akan ditanya tentang suatu peristiwa atau kejadian tertentu,
sedangkan para pemeriksa akan melihat bagaimana perubahan detak jantung,
tekanan darah, laju pernapasan dan aktivitas elektro-dermal (keringat dari jari-jari
tangan) yang dibandingkan dengan keadaan normal.
Perubahan pada parameter-parameter tersebut
menunjukkan bahwa orang tersebut sedang berbohong. Alat pendeteksi kebohongan
akan menunjukan kebohongan pada sistem dalam bentuk gelombang. Bila seseorang
sedang berbohong maka gelombang akan bergetar dengan cepat. Sebaliknya jika
seseorang jujur, maka gelombang akan bergetar secara perlahan atau bahkan tidak
bergetar.
Saat seseorang sedang dites menggunakan alat
pendeteksi kebohongan, maka orang tersebut akan dipasangkan 4 sampai 6 sensor,
dan dihubungkan dengan sebuah gambar grafik yang menunjukkan hasil-hasil dari
pertanyaan yang diajukan. Sensor sensor tersebut biasanya merekam aktifitas
seperti yang disebutkan di atas. Kadang-kadang alat pendeteksi kebohongan juga
akan mencatat hal-hal seperti gerakan lengan dan kaki.
Ketika tes dengan alat pendeteksi kebohongan
dimulai, sang penanya akan memberi 3 sampai 4 pertanyaan yang mudah dan
sederhana dengan jawaban yang diketahui sebagai permulaan. Setelah itu beranjak
ke pertanyaan berat yang kemudian indikatornya bisa ditampilkan dalam sebuah
grafik naik turun mirip sebuah seismograph pada pencatat bencana alam gempa
bumi.
F. Bagian-Bagian
GalvanometerDalam
pemasangannya, galvanometer dengan hambatan (amperemeter) ini harus dihubungkan
paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Pemasangan hambatan shunt ini tidak
lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur
kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya.
2.
Osiloskop
A. Pengertian
Osiloskop
Osiloskop
adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dapat menunjukkan gambaran
atau bentuk dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan
terhadap waktu pada layarnya. Ini sama halnya dengan penggambaran pada layar
televisi.
Osiloskop terdiri dari tabung vacum dengan sebuah katode
(electrode negative) pada satu sisi yang menghasilkan pancaran elektron dan
sebuah anode (electrode positive) untuk mempercepat gerakannya sehingga
terdeteksi menuju layar tabung. Susunan ini disebut dengan Electrone Gun.
Elektron-elektron disebut pancaran sinar katode karena mereka dibangkitkan oleh
Cathode dan ini menyebabkan osioloskop disebut secara lengkap dengan Cathode
Ray Oscilloscope atau CRO.
B. Sejarah
Osiloskop
Karl Ferdinand Braun (Fulda, 6 Juni 1850 – New York, 20
April 1918) adalah seorang fisikawan Jerman. Braun belajar di Universitas
Marburg dan menerima gelar di Universitas Berlin pada tahun 1872. Ia menjadi
direktur di Lembaga Fisika dan profesor fisika di Strasbourg (1895). Pada tahun
1897, ia membuat oskiloskop tabung sinar katoda pertama. Teknik ini digunakan
oleh sebagian besar peralatan TV dan monitor komputer. Tabung katode masih
disebut “tabung Braun” (Braunsche Röhre) di negara penutur bahasa Jerman (dan
di Jepang: Buraun-kan). Pada tahun 1909 Braun menerima Penghargaan Nobel dalam
Fisika dengan Guglielmo Marconi untuk “sumbangan pada pengembangan telegrafi
nirkabel.” Pada awal Perang Dunia I Braun pindah ke Amerika Serikat untuk
mempertahankan stasiun nirkabel Jerman yang terletak di Sayville (Long Island)
terhadap serangan oleh Marconi Corporation yang dikendalikan Inggris (saat itu
AS belum terjun dalam perang). Braun meninggal di rumahnya di Brooklyn sebelum
perang berakhir, pada tahun 1918.
Selama era
Soviet yang berakhir pada tahun 1991, perdagangan antara Uni Soviet dan dunia
luar sebagian besar diblokir. Beberapa alat uji berhasil masuk atau keluar
tetapi pada umumnya, Uni Soviet dikembangkan dan diproduksi osiloskop sendiri. Pusat desain osiloskop
dan manufaktur itu, selama bertahun-tahun, di Vilnius, sekarang ibukota
Lithuania. Pabrik pertama Elektrit dibangun pada tahun 1934 di Shepticky Street
di distrik Naujamiestis. Sebelum Perang Dunia II, ini adalah pabrik terbesar di
Vilnius, merancang dan memproduksi radio receiver untuk penggunaan sipil.
Pabrik tersebut memproduksi 54.000 penerima radio per tahun dengan biaya sebesar
USD 1,2 juta.
Pada bulan Maret
1949, sebuah Biro Desain Eksperimental baru diciptakan pada 555 pabrik. Bisnis osiloskop
menjadi salah satu kegiatan utamanya. Pada tahun 1948, spesialis pabrik menciptakan
osiloskop industri pertama, C1-1, dengan bandwidth 250 kHz, Gambar 5. Satu
tahun kemudian, menghasilkan osiloskop 5 MHz, C1 2, yang dikembangkan oleh
peneliti Moscow, Gambar 6. Osiloskop pertama yang dirancang oleh Biro Desain
Eksperimental adalah C1-4, Gambar 7 pada tahun 1954. Pada saat yang sama
dihasilkan ribuan OK-osiloskop khusus yang digunakan dalam uji coba nuklir.
Pada
tahun 1960 sudah terdapat 555 pabrik dan pusat penelitian. Merancang dan
memproduksi produk seperti osiloskop, alat ukur microwave, dan tekanan
generator, kemudian hadirlah peralatan medis ultrasonik. Pada 1980-an
perusahaan mempekerjakan 7000 orang total. Omset melebihi USD 250 juta,
sementara USD 80 juta dihasilkan dari produksi osiloskop. Para ahli teknis
utama adalah lulusan terbaik universitas teknis negara.
C. Jenis
Osiloskop
1.
Osiloskop
AnalogOsiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada
osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal
video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah
tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta
adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya
rendah(sekitar 10-20 Hz).
2. Osiloskop
DigitalJika dalam
osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung diberikan ke
rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka
dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai
tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada
prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan
menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini
lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk
memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan)
gelombang yang akan diukur.Seperti ART, DSO melakukan dalam satu event
pemicuan. namun demikian ia secara rutin memperoleh, mengukur dan menyimpan
sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui memori dalam suatu proses kerja
dengan cara; pertama yang disimpan, yang pertama pula yang akan dikeluarkan,
sambil menanti picu terjadi. Sekali osiloskop ini mengenali event picu yang
didefinisikan oleh penggunanya, osiloskop mengambil sejumlah cuplikan yang
kemudian mengirimkan informasi gelombangnya ke peraga (layar). Karena kerja
pemicuan yang demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan informasi yang
diperoleh sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang
disediakan.
D. Fungsi
Osiloskop
Secara umum osiloskop berfungsi
untuk menganalisa besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan
pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop
maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal.
Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal
masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
1.
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
terhadap waktu.
2.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah
rangakaian listrik.
4.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
E. Modifikasi
Osiloskop
Osiloskop
biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal
listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop
dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa,
periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.
Modifikasi
osiloskop dengan menggunakan laptop. Ketika kita membutuhkan osiloskop untuk
keperluan melihat seberapa besar kerutan (ripple) tegangan pada kelistrikan di
mobil. Sistem pengapian, putaran alternator, kedipan lampu high-beam, dan
lain-lain umumnya mengeluarkan noise atau kerutan tegangan.
Osiloskop adalah
alat yang sangat mahal, dan umumnya hanya digunakan di laboratorium
elektronika/listrik. Akhirnya ditemukan aplikasi untuk menjadikan laptop / PC
sebagai Osiloskop dengan bantuan beberapa komponen sebagai antarmuka
(interface) nya. Komponen yang digunakan sangat sederhana dan sangat murah.
Alat yang
diperlukan:
1. Resistor
22K ohm : 2 buah
2. Resistor
82K ohm : 2 buah
3. Potensiometer
50K Linear : 1 buah + Knop pemutarnya
4. Kabel
Shield Stereo : 1 meter
5. Jack
Stereo 3.5mm : 1 buah
6. Terminal
Tester
Resistor 22K berfungsi sebagai batas pengaman
tegangan yang masuk ke soundcard Laptop. Potensiometer berfungsi sebagai
penahan tegangan masuk, apabila tegangan yang digunakan lebih dari 5volt, maka
potensiometer perlu di geser agar soundcard tidak rusak akibat kelebihan
tegangan input. Gunakan kabel audio terselubung (Shielded Wire) agar dapat
terlindung dari sinyal / induksi dari sekitar kabel tersebut.
Aplikasi
osiloskop yang digunakan adalah zelscope. Aplikasi ini Trial-14hari, yang dapat
di beli dengan harga tidak lebih dari seratus ribu rupiah ($9.95 USD).
CATATAN:
1. Osiloskop
ini dapat digunakan untuk tegangan input maksimum 5Volt.
2. Osiloskop
ini mempunyai bentang frequency yaitu: 20Hz hingga 20kHz (mengikuti batasan
SoundCard).
3. Besaran
nilai Resistor 22K bisa diperbesar hingga 820K Ohm untuk penggunaan osiloskop
dengan input di atas 5 volt
4. Besaran
Nilai Potensiometer bisa diperbesar hingga 100K Linear, untuk penggunaan osiloskop
dengan input di atas 5 volt.
F.
Bagian-Bagian OsiloskopVolt atau
div : Untuk mengeluarkan tegangan AC.
1.
CH1 (Input X)
: Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan posisi
horisontal.
2.
AC-DC : Untuk memilih besaran yang diukur.
3.
Ground :
Untuk memilih besaran yang diukur.
4.
Posisi Y :
Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah.
5.
Variabel : Untuk kalibrasi osciloskop.
6.
Selektor pilih : Untuk memilih Chanel yang
diperlukan untuk pengukuran.
7.
Layar :
Menampilkan bentuk gelombang.
8.
Inten : Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada
layar Osiloskop.
9.
Rotatin :
Mengaur posisi garis pada layar.
10. Fokus : Menajamkan garis pada layar.
11. Position X : Mengatur posisi garis atau
tampilan kiri dan kanan.
12. Sweep time/ div : Digunakan untuk mengatur
waktu periode (T) dan Frekuensi ( f ).
13. Mode : untuk memilih mode yang ada.
14. Variabel :
Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
15. Level Menghentikan gerak tampilan layar.
16. Exi
Trigger : Untuk trigger dari luar.
17. Power : untuk menghidupkan Osciloskop.
18. Cal 0,5
Vp-p : Kalibrasi awal sebelum Osciloskop digunakan.
19. Ground
Osciloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
20. CH2 (
input Y ): Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan
Vertikal.
3.
Multitester
atau Multimeter
A. Pengertian Multitester
Multitester adalah alat yang digunakan untuk mengukur
listrik tegangan (Voltmeter), hambatan listrik (Ohm meter), juga arus listrik
(Ampere). Pada perkembangannya multitester masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti
mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya.
B. Sejarah Multitester
Multimeter diciptakan di awal 1920-an sebagai radio penerima dan perangkat
tabung vakum elektronik lainnya menjadi lebih umum. Penemuan multimeter pertama
dikaitkan dengan Kantor Pos insinyur Inggris, Donald Macadie, yang menjadi
tidak puas dengan harus membawa instrumen yang terpisah diperlukan untuk
pemeliharaan sirkuit telekomunikasi. Macadie menemukan alat yang bisa mengukur
ampere (amp) , volt dan ohm, sehingga meteran multifungsi kemudian dinamai
avometer. Meteran terdiri meter coil bergerak, tegangan dan resistor presisi,
dan switch dan soket untuk memilih kisaran. Macadie mengambil idenya ke Coil
yang Winder Otomatis dan Perusahaan Peralatan Listrik (ACWEEC, didirikan pada ~
1923). The AVO pertama memakai dijual pada tahun 1923, dan meskipun itu awalnya DC, banyak fitur-fiturnya tetap hampir tidak berubah melalui
Model terakhir 8.
Meter arloji saku gaya yang digunakan secara luas pada tahun 1920, dengan
biaya yang jauh lebih rendah daripada Avometers. Kasus logam biasanya terhubung
dengan koneksi negatif, pengaturan yang menyebabkan kejutan listrik banyak.
Spesifikasi teknis perangkat ini sering mentah, misalnya satu ilustrasi
memiliki resistansi hanya 33 ohm per volt, skala non-linear dan tidak ada
penyesuaian nol. Setiap meteran akan memuat sirkuit yang sedang diuji untuk
beberapa contoh extent.For, sebuah microammeter dengan skala penuh saat 50
microamps, sensitivitas tertinggi yang umum tersedia, harus menarik setidaknya
50 microamps dari sirkuit yang sedang diuji untuk membelokkan sepenuhnya. Hal
ini mungkin memuat rangkaian impedansi tinggi begitu banyak untuk mempengaruhi
sirkuit, dan untuk memberikan pembacaan yang rendah.
Sebelumnya,
instrumen ini masing-masing fungsinya memerlukan peralatan yang kompleks dan
terpisah dimana tidak dapat terpisah dengan laboratorium. Ringkasnya, terdapat
standar yang baru yang dapat dikontrol dan memiliki beragam perangkat modern
yang berjalan pada tahun 1970-an dan seterusnya. Banyak insinyur masih
memilikinya dan masih memanfaatkannya. Multimeter memainkan peran besar dalam
keberhasilan teknologi bergantung pada akurasi dan dapat diandalkan dalam
lingkungan apapun.
C. Jenis-Jenis
Multitester
1. Multitester Analog
Multitester analog lebih banyak dipakai untuk
kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan
menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah
dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya
adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian
tinggi sebaiknya menggunakan multitester digital.
Multitester analog
terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Papan skala
2.
Jarum penunjuk skala
3.
Pengatur jarum skala
4.
Knop pengatur nol ohm
5.
Batas ukur ohm meter
6.
Batas ukur DC volt (dcv)
7.
Batas ukur AC volt (acv)
8.
Batas ukur ampere meter DC
9.
Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. 10.Test
pin positif (+)
11. Test pin
negatif (-)
2. Multitester Digital
Multitester digital memiliki akurasi yang tinggi,
dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multitester analog.
Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi
pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur
yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang
tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter analog.
D. Fungsi Multitester
1. Mengukur
tegangan DC
2. Mengukur
tegangan AC
3. Mengukur
kuat arus DC
4. Mengukur
nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek
hubung-singkat / koneksi
6. Mengecek
transistor
7. Mengecek
kapasitor elektrolit
8. Mengecek
dioda, led dan dioda zener
9. Mengecek
inductor
10. Mengukur
HFE transistor (type tertentu)
11. Mengukur
suhu (type tertentu)
E. Modifikasi Multitester
Cara Modifikasi Power Bank dengan multitester. Jangan
mengambil resiko dengan membongkar powerbank apalagi membongkar isinya sebelum
mengetahui bagaimana sebuah arus listrik bekerja. Walaupun terlihat benda kecil
yang tidak menyengat ketika kita pegang namun kesalahan kecil yang
mengakibatkan terjadinya arus pendek atau konsleting bisa menyebabkan power
bank meledak dan memicu sesuatu yang tidak kita inginkan. Sebelum membongkar
power bank simak dulu bagaimana perhitungan sebuah arus listrik di bawah ini:
1.
Baterai di dalam power bank adalah berjenis lithium dan rechargable (bisa diisi
ulang) maka sebelum mengganti baterai harus dengan jenis yang sama. Jangan
menggunakan baterai sekali pakai.
2.
Perhitungan arus sederhana ada 2 yaitu serial dan parallel,dalam powerbank
umumnya mempunyai sambungan paralel dimana arus yang disambung secara paralel
akan mempunyai voltase sama namun Ampere akan semakin besar bila baterai
bertambah banyak. Sedangkan pada sambungan serial voltase bertambah namun arusnya
tetap sama tidak bertambah. Perhitungan sederhananya seperti contoh sambungan
di bawah ini.
3.
Yang perlu dijadikan patokan kuat dan tidaknya powerbank men-charge arus
baterai ponsel adalah besarnya ampere yang tertera di masing-masing jenis powerbank.
Semakin besar amperenya semakin lama pula habisnya daya. Maka dari itu
powerbank dengan arus besar akan terlihat gemuk atau besar bodinya karena
didalamnya ada baterai yang semakin banyak disambung secara paralel.
4.
Dalam aksi oboh powerbank jangan asal memberi banyak baterai untuk meningkatkan
daya, karena spesifikasi komponen untuk proses pengecharge-an powerbank tidak
akan mampu karena dibatasi oleh komponen elektronika di dalam rangkaian urama
powerbank. Andai bisa di charge tentu akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk
mencapai 100 persen full.
5.
Gunakan baterai pengganti powerbank dengan baterai yang ampere-nya sejenis,
namun bila tidak dimungkinkan maka ganti baterai dengan ampere-nya diatasnya
sedikit. misal 1000mAh diganti dengan 1200mAh masih aman.
6.
Lebih aman bila anda mempunyai multitester sebagai alat untuk mengukur arus
maupun tegangan. Dengan alat tersebut anda setidaknya bisa memastikan apakah
sambungan sudah benar atau terbalik.
F. Bagian-Bagian Multitester
1.
Papan
Skala Multimeter
Papan
skala multimeter digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
2.
Saklar
Jangkauan Ukur/ Batas Ukur Multimeter
Saklar jangkauan ukur (batas ukur) digunakan untuk
menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan
untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi
Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat
arus (mA-μA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik,
posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang
akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada
posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
3.
Sekrup
Pengatur Posisi Jarum (preset) Multimeter
Sekrup pengatur posisi jarum (preset pada multimeter
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan
skala).
4.
Tombol
Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zerro Adjustment)
Tombol pengatur jarum posisi nol (Zerro Adjustment)
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter
digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung
kabel probe ( ) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka
nol.
5.
Lubang
Kabel Probe Multimeter
Lubang probe multimeter merupakan tempat untuk menghubungkan
kabel probe dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau
common. Pada Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur
hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi
dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
Daftar
Pustaka
Diakses pada: Kamis,31 Maret 2016
Pukul: 16.00 WIB
Diakses pada: Kamis,31 Maret 2016
Pukul: 16.45 WIB
Diakses pada: Kamis,31 Maret 2016
Pukul: 17.00 WIB
Diakses pada: Kamis,31 Maret 2016
Pukul: 20.00 WIB
Diakses pada: Jum’at,01 April 2016
Pukul: 19.00 WIB
·
( https://doniphysic.wordpress.com/2014/01/06/alat-ukur-listrik-2/ dan http://problem-fisika.blogspot.com/2009/04/galvanometer.html )
Diakses pada: Jum’at,01 April 2016
Pukul: 22.00 WIB
Diakses pada: : Jum’at,01 April 2016
Pukul: 22.06 WIB
Komentar
Posting Komentar