Tugas Kuliah "Penelitian Tindakan Kelas"


 

Nama Mahasiswa: Muniroh
Nomor Mahasiswa: A1C315002
Program Studi: Pendidikan Fisika
Mata Kuliah:   Penelitian Tindakan Kelas

Pertanyaan:

1.   Jelaskan langkah-langkah penyusunan angket atau kuesioner?
Jawab: Langkah-langkah penyusunan kuesioner penelitian menurut Meredith D. Gall (2003) yaitu:
a.    Menentukan Tujuan penelitian
Mendefinisikan permasalahan  penelitian dan tujuan khusus yang akan dicapai atau hipotesis yang akan diuji dengan kuesioner merupakan hal penting  untuk dipertimbangkan oleh seorang peneliti sebelum mengembangkan kuesioner, agar memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.
b.    Menentukan kelompok sampel
Setelah tujuan atau hipotesis telah dinyatakan secara jelas, target populasi dari mana sampel akan dipilih harus diidentifikasi. Jika peneliti tidak tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang suatu situasi, maka akan terjadi kesalahan pengiriman kuesioner pada kelompok yang tidak memiliki informasi yang diminta.
c.    Merancang kuesioner
Beberapa kuesioner penelitian dilemparkan bersama-sama dalam satu atau dua jam. Pengalaman mengembangkan beberapa kuesioner  serampangan sebagai pendekatan penelitian telah menyebabkan penerima kuesioner tersebut banyak bersikap negatif, kemudian memasukkan  dalam kotak sampah dengan sedikit lebih cepat. Anda akan perlu untuk mengatasi sikap negatif dengan konstruksi hati-hati dan administrasi dari kuesioner Anda.
Panduan untuk Merancang Kuesioner
·       Menghindari kuesioner yang singkat.
·      Jangan menggunakan istilah teknis, istilah khusus, atau istilah kompleks yang tidak dapat dipahami responden.
·      Hindari menggunakan kata-kata pertanyaan atau daftar pada formulir Anda. Banyak orang yang bias terhadap istilah-istilah ini.
·      Membuat kuesioner yang menarik dengan teknik seperti menggunakan tinta berwarna cerah atau kertas dan pencetakan laser.
·      Mengatur item sehingga mudah dibaca dan lengkap.
·      Nomor pada halaman kuesioner dan item.
·      Masukkan nama dan alamat individu kepada siapa kuesioner harus dikembalikan baik pada awal dan akhir dari kuesioner, bahkan jika amplop ditujukan diri disertakan.
·      Kalimat yang singkat, instruksi yang jelas, dicetak dalam huruf tebal dan huruf besar dan kecil (Kata-kata yang huruf kapital semua sulit untuk dibaca.)
·      Mengatur kuesioner dalam urutan yang logis. Sebagai contoh, Anda mungkin kelompok item dengan konten yang sama atau item bersama-sama memiliki pilihan respon sama.
·      Ketika pindah ke topik baru, termasuk sebuah kalimat transisi untuk membantu responden beralih melatih pemikiran mereka.
·      Mulailah dengan item yang menarik dan tidak terlalu memojokkan.
·      Kalimat yang sulit ditempatkan dibagian akhir kuesioner.
·      Jangan menaruh item penting di akhir kuesioner panjang.
·      Memberikan dasar pemikiran untuk item sehingga responden memahami relevansi mereka untuk penelitian.
·      Sertakan contoh bagaimana merespon item yang mungkin membingungkan atau sulit dipahami.
·      Hindari beberapa istilah seperti, kebanyakan, dan biasanya, yang tidak memiliki makna yang tepat.
·      Setiap item dinyatakan sesingkat mungkin.
·      Menghindari setiap pernyataan item negatif karena memungkinkan responden salah mengartikan. Kalimat negatif cenderung diabaikan, dan responden mungkin memberikan jawaban yang berlawanan dengan pendapat mereka yang sesungguhnya.
·      Hindari "makna ganda" item seperti itu memerlukan subjek untuk merespon dua gagasan yang terpisah dengan jawaban tunggal. Sebagai contoh: Meskipun serikat buruh yang diinginkan dalam bidang lapangan, mereka tidak memiliki tempat dalam profesi mengajar.
·      Ketika menggunakan pertanyaan umum bersamaan dengan pertanyaan khusus yang terkait, maka pertanyaan umum diajukan terlebih dahulu. Jika pertanyaan tertentu ditanyakan pertama, cenderung untuk mempersempit fokus responden saat menjawab pertanyaan umum yang berikut.
·      Hindari bias atau pertanyaan terkemuka. Jika diberikan petunjuk pada responden untuk jenis jawaban yang lebih disukai, ada kecenderungan untuk memberikan respon.
d.   Menguji cobakan kuesioner
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, ujicobakanlah lebih dahulu kepada sejumlah kecil responden. Ini gunanya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur dimaksud. Selain itu, ini juga bisa digunakan untuk mengetahui kemungkinan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah dirumuskan. Selain itu, jika ternyata dalam uji coba ini terdapat banyak kesalahan, maka peneliti bisa mengubah atau menyempurkannya.
e.    Komunikasi  awal dengan sampel
Para peneliti menemukan bahwa menghubungi responden sebelum mengirim kuesioner akan meningkatkan tingkat respon. Kontak awal  yang dilakukan  peneliti mengidentifikasi diri, mendiskusikan tujuan penelitian, dan meminta kerjasama. Kontak awal dapat dilakukan melalui surat, kartu pos, atau panggilan telepon, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa kontak telepon adalah yang paling efektif. 
f.     Surat Pengantar Kuesioner
Tujuan utama dalam melakukan survei dengan kuesioner adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi.  Surat pengantar yang menyertai kuesioner sangat mempengaruhi tingkat pengembalian, oleh karena itu harus dirancang dengan hati-hati. Dalam surat pengantar dijelaskan maksud pengedaran kuesioner, jaminan kerahasiaan jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Surat harus singkat, tetapi menyampaikan informasi tertentu. Tujuan penelitian dijelaskan sehingga memberikan pemahaman pada responden bahwa jawaban dari mereka sangat penting.

g.    Tindak lanjut
Beberapa hari setelah batas waktu yang ditentukan dalam surat pengantar, peneliti dapat menghubungi responden dengan mengirimkan surat tindak lanjut disertai salinan kuesioner yang lain. Karena surat pengantar yang pertama tidak berhasil untuk kelompok non responden. Bila menggunakan pendekatan pribadi pada surat pertama, maka dapat dicoba menggunakan pendekatan profesional pada surat tindak lanjut pertama.
h.    Menganalisis data kuesioner
Pada umumnya diasumsikan bahwa kuesioner dan interview yang sesuai atau paling sesuai untuk riset deskriptif , kenyataanya kuesioner dan interview dapat digunakan untuk berbagai disain riset. Data kuantitatif yang dikumpulkan melalui kuesioner dapat dianalisa dengan metoda statistik  (menggunakan bantuan komputer dengan software program SPSS for window s versi 10) untuk data kuantitatif, sedang data kualitatif  menggunakan  tiga jalur analisis  yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan ( Miles dan Huberman, 1992)

2.   Bagaimana cara uji validitas dan uji reliabilitas untuk angket atau kuesioner penelitian?
Jawab: a. Uji Validitas
Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap  instrument tersebut.Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal). Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:
·         Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
·         Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
·         Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts).Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total.
Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitasisi yang tinggi.
Setelah pengujian konstruk dan isi selesai, perlu diteruskan dengan Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Validitas eksternal ini dilakukan dengan ujicoba kuesioner tersebut pada populasi yang mempunyai kriteria serupa disarankan sebanyak 30 responden (mendekati kurva normal), setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.
Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai. Setelah validitas konstruk terpenuhi maka dilakukan validitas eksternal dengan menggunakan bantuan SPSS.


b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian. Penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha. Adapun Croanbach’s Alpha adalah sebagai berikut:
(Purwanto, 2002:193)
Keterangan:
ri= Reliabilitas instrumen
n= jumlah butir pertanyaan
si2 = varians butir
st2 = varians total
Kriteria dari nilai Croanbach’s Alpha adalah apabila didapatkan nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,600 berarti buruk, sekitar 0,700 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,800 adalah baik.


Dapatkan dokumen lengkap di:

Komentar